Sabtu, 04 Mei 2013

GIZI BURUK




Gizi buruk – Keadaan gizi dapat dipengaruhi oleh keadaan fisiologis, ekonomi, sosial, politik, dan budaya. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi apabila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien. Zat gizi ini memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan secara umum pada tingkat tertinggi. Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Sementara status gizi lebih terjadi apabila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis dan membahayakan. Status gizi kurang maupun status gizi lebih akan mengakibatkan gangguan kesehatan.

Gizi buruk sering kali menyelimuti beberapa wilayah negara di belahan bumi ini. Hal ini menjadi sangat memprihatinkan bagi perkembangan suatu negara. Kondisi demikian bukan perkara mudah, perlu penanganan dalam mengantisipasinya. Jika suatu negara mengalami gizi buruk hampir berapa persen maka bisa memicu konsistensi perkembangan SDM menjadi terhambat. Gizi yang buruk sering kali dialami oleh para balita dan anak-anak, di beberapa daerah terpencil yang bermata pencaharian sulit, cenderung perihal tersebut mewabah. Faktor kemiskinan, kurangnya mata pencaharian, kondisi lingkungan yang kurang memadai justru menjadi pemicu terjadinya gizi yang buruk. Bukankah setiap orang berhak mendapatkan penghidupan yang layak, ini menjadi bahan masukan bagi pemerintah yang wajib memberantas gizi buruk dikalangan masyarakat. Contoh yang paling memprihatinkan dari kondisi demikian adalah busung lapar.

Dampak negative:
Keadaan gizi meliputi penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan serta aktivitas. Keadaan kurang gizi dapat terjadi karena beberapa akibat, yaitu ketidak seimbangan asupan zat-zat gizi, faktor penyakit pencernaaan, absorpsi, dan penyakit infeksi. Masalah gizi adalah masalah yang utamanya disebabkan kekurangan atau ketidak seimbangan asupan energi dan zat gizi. Kekurangn gizi secara umum menyebabkan hal-hal berikut ini.

Dampak selanjutnya dari gizi buruk pada anak balita adalah terjadinya gangguan pertumbuhan pada anak usia sekolah. Gangguan ini menjadi serius bila tidaak ditangani secara intensif.

Dampak positive:
Bahwa penyakit ini bisa disembuhkan dengan melaksanakan sistem kewaspadaan dini secara intensif, pelacakan kasus dan penemuan kasus baru. Menangani kasus gizi buruk dengan perawatan Puskesmas dan di Rumah Sakit. Melakukan pencegahan meluasnya kasuskoordinasi lintas program dan lintas sektor. Memberikan bantuan pangan, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI), pengobatan penyakit, penyediaan air bersih, memberikan penyuluhan gizi dan kesehatan.

Rencana Jangka Menengah dimana Penyusunan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Gizi Buruk 2005 –2009 seperti Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan termasuk tata laksana gizi buruk bagi petugas rumah sakit dan puskesmas perawatan, dan lainnya

Rencana Jangka Panjang seperti meningkatkan daya beli masyarakat, meningkatkan pendidikan terutama pendidikan wanita, pemberdayaan keluarga untuk menerapkan perilaku sadar gizi, yaitu; menimbang berat badan secara teratur, makan beraneka ragam setiap hari, hanya memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai usia 6 bulan, memberikan MPASI setelah usia 6 bulan, menyusui diteruskan sampai usia 2 tahun. Menggunakan garam beryodium dan memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A, tablet Fe) kepada anggota keluarga yang memerlukan.

Sumber:
1. http://samsuljoker.blogspot.com/2011/01/dampak-gizi-buruk-bagi-anak-anak.html
2. http://www.kesehatan123.com/3616/pengaruh-gizi-buruk-bagi-kelangsungan-hidup/
3. http://caratips.web.id/gizi-buruk/